RSS

Arsip Bulanan: Agustus 2011

500.000 SEBUT NAMA, 10.000 HAMBA ALLAH SAJA

Malam pertama di Bulan Suci Ramadhan tahun ini memang sangat berbeda dengan Bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Ada sekitar empat buah masjid yang ada disekeliling tempat tinggal ku, dan aku memilih untuk melaksanakan shalat tarawih di masjid yang baru yang kebetulan pas dengan wilayah RT dimana aku tinggal. Karena sebelumnya setiap ramadhan saya ikut shalat tarawih di Masjid RT sebelah.

Malam pertama di bulan ramadhan setiap masjid memang tampak penuh dengan jamaah shalat tarawih yang tentunya hadir lebih awal, yaitu sebelum shalat isya’ di mulai. Semangat masih menggebu-gebu tentunya kan? Tak terkeculi di Masjid yang baru ini.

Usai shalat isya’, sebelum lanjut ke shalat tarawih, ada beberapa acara yang harus diikuti oleh para jamaah, antara lain adalah ceramah agama yang disampaikan oleh Pak Kiayi Atau Pak Ustadz selama kurang lebih 15-20 menit.

Sebelum ceramah dimulai ternyata masih ada satu pengumuman yang datangnya dari panitia pelaksana acara bulan ramadhan di masjid ini, pengumuman tersebut berupa semua jamaah dimintai untuk bersedekah atau menyumbangkan sebagian hartanya untuk keperluan selama bulan ramadhan, termasuk untuk memberikan ukhro atau upah kepada kiayi atau ustadz yang diundang untuk ceramah serta untuk biaya finishin pembangunan masjid”. Maklum, masjid baru kami ini belum sepenuhnya jadi, masih ada beberapa bagian yang belum selesai, terutama bagian Kubah.

Setelah diumumkan, para panitia pelaksana langsung menuju TKP, mendatangi setiap jamaah yang sedang duduk-duduk menunggu ceramah, dan dimintai langsung uang sedekahnya. Anehnya para jamaah tidak banyak yang peduli, bahkan terkesan cuek aja dengan pengumuman yang langsung disertai dengan tindakan panitia tersebut. Semuanya tampak lesu dan bengong aja. Termasuk saya, maklumlah saya aktif pergi ke masjid hanya pas bulan puasa saja.

Tak lama kemudian ada seorang jamaah yang menyumbang dengan nilai Rp. 500.000,- , yang langsung diumumkan lewat pengeras suara bahwa Bapak Haji Fulan telah menyumbang senilai Lima Ratus Ribu Rupiah, lantas diikuti jamaah lain yang juga ikut menyumbang dananya senilai Rp. 10.000,-, lantas diumumkan lagi melalui pengeras suara yang bunyinya begini “ ada tambahan dari HAMBA ALLAH yang menyumbang senilai Sepuluh Ribu Rupaih “. Aku mengeryit, kenapa tidak disebutkan namanya, padahal bapak yang nyumbang Rp.500.000,- tadi saja disebutkan namanya. Apakah itu atas permintaan orang yang sedekah, atau inisiatif si panitia. Anehnya lagi pengumuman tentang siap-siap yang menyumbang tersebut diulang-ulang sampai beberapa kali.

Dan ternyata sepanjang malam itu hanya ada dua orang darmawan saja yang mau menyumbang. Bapak Haji Fulan dan si Hamba Allah. Saya kira jamaah lain bukan tidak mau menyumbang, tapi mungkin bernasib sama seperti saya, karena tidak membawa uang, atau lebih tepatnya sedang tidak punya uang atau alasan klasiknya belum gajian. Hehehe

Mendengar dan melihat kejadian itu saya tertawa saja, Usai tarawih saya pulang dan terbahak-bahak di jalan menceritakan kejadian di masjid tadi dengan teman-teman.

Jadi kalau menyumbang Rp. 500.000 harus dipublikasi namanya ya, tapi kalau cuma Rp. 10.000, jangan sampai dipublikasi, malu-maluin aja hahaha…

Kami berdua tidak sempat berpikir yang aneh-aneh tentang apa yang baru saja terjadi di masjid, apalagi berpikir buruk tentang apa maksudnya kalau sumbangan besar sampai di publikasi namanya segala, sedangkan kalau sedekahnya sedikit, tidak dipublikasi namanya, kan memang di bulan ramadhan tidak boleh berprasangka buruk bukan?

Biarlah mereka sendiri yang tahu apa sesungguhnya niat, maksud dan tujuan publikasi dan tidak publikasi sedekah karena perbedaan nominalnya.

Sekalipun sesungguhnya di luar bulan ramadhan juga berprasangka buruk tetap tidak dibenarkan. Namun Rhamadan jangan sampai melakukan keburukan. Karena setiap melakukan satu amalan buruk , maka dosanya akan dilipat gandakan, sedangkan satu amalan baik, pahalanya juga akan dilipat gandakan. So, pilih amalan yang baik saja bukan?

Malam berikutnya, saya punya uang untuk sedekah di Masjid tersebut. Waktu itu system penarikan sedekahnya berbeda dengan malam pertama. Malam kedua jamaah hanya disodori kotak amal, seperti kotak amal yang biasa dikelilingkan saat shalat jum’at. Sebelum saya sedekah, kawan disamping saya lebih dahulu memasukkan uangnya sebesar Rp. 10.000,- kedalam kotak amal tersebut, melihat itu saya minder, lha wong uang saya cuma seribu rupiah, akhirnya demi tidak terlihat kawan sebelah, uang itu saya lipat-lipat hingga kecil, saya genggam, dan saat memasukan ke lubang kotak infak tadi saya tutupi pakai tangan sebelah kiri. Huuuuu…. ternyata malu juga ya kalau sedekahnya cuma sedikit, jangan sampai dilihat orang lain, kalau  banyak sih tak apa-apa. Pamer dong jadinya.

Yah begitulah manusia, sifatnya pelit dan suka pamer harta.

Baru terasa saya, dan ingat kejadian kemarin malam , pasti itu alasan Si Hamba Allah tersebut tidak mau di publikasikan namanya, karena sedekahnya jauh lebih sedikit dari Bapak Haji Fulan. Uppsss su’udzon saya kan ?

Tapi tenang saja, besar atau kecil nilai sedekah kita, dimata Allah tetap sama nilainya, asalkan niatnya karena Allah bukan karena pamer. Jadi tak perlu malu kan meskipun sedekahnya sedikit, lha wong mampunya cuma segitu.

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA, DAN SEMOGA AMALAN IBADAH KITA DITERIMA ALLAH . AMIIN.

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Agustus 6, 2011 inci Catatan Ramadhan

 

Tag: